Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Penggunaan asesmen alternative dalam penilaian hasil belajar siswa muncul pada tahun 1980-an , Sebagai akibat Banyaknya kritik terhadap asesmen tradisional yang hanya menggunakan tes tertulis . Padahal tertulis hanya dapat mengukur sebagian kecil dari hasil belajar siswa dan tidak dapat mengukur hasil belajar yang komplek. Pada Umumnya tes yang di lakukan untuk mengukur tujuan pembelajaran .
Dalam hal ini tes hanya beroreientasi pada pencapaian hasil belajar dan tidak proses hasil belajar. Bagaimana proses siswa dalam mencapai hasil belajar memperhatikan bukan menjadi perhatian. Dan yang menjadi perhatian adalah bagaimana hasil yang di peroleh siswa setelah mereka menyelesaikan pembelajaran.
Grant P. Wiggins pada tahun 1998 membedakan antara asesmen tradisional dengan asesmen alternative sebagai berikut :
Asesmen Tradisional ( Tes )
• Penilaian di lakukan untuk menilai kemmapuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.
• Tes yang di berikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Tes terpisah dari pembelajaran yang di lakukan siswa.
• Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi
• Hasil tes di berikan dalam bentuk skor
Asesmen Alternatif
• Penilaian di lakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
• Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Ada Integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang di hasilkan.
• Sulit Di Skor dengan reabilitas tinggi.
• Hasil asesmen alternative di berikan dengan bukti kinerja.
B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Dalam pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh infomasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang di rancang untuk mengukur keefektifan system pendidikan secara keseluruhan .
Menurut hanna asesmen merupakan kegiatan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang di peroleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa
Dalam hal ini tes hanya beroreientasi pada pencapaian hasil belajar dan tidak proses hasil belajar. Bagaimana proses siswa dalam mencapai hasil belajar memperhatikan bukan menjadi perhatian. Dan yang menjadi perhatian adalah bagaimana hasil yang di peroleh siswa setelah mereka menyelesaikan pembelajaran.
Grant P. Wiggins pada tahun 1998 membedakan antara asesmen tradisional dengan asesmen alternative sebagai berikut :
Asesmen Tradisional ( Tes )
• Penilaian di lakukan untuk menilai kemmapuan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.
• Tes yang di berikan tidak berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Tes terpisah dari pembelajaran yang di lakukan siswa.
• Dapat diskor dengan reliabilitas tinggi
• Hasil tes di berikan dalam bentuk skor
Asesmen Alternatif
• Penilaian di lakukan untuk menilai kualitas produk dan unjuk kerja siswa.
• Tugas yang diberikan berhubungan dengan realitas kehidupan siswa.
• Ada Integrasi antara pengetahuan dengan kinerja atau produk yang di hasilkan.
• Sulit Di Skor dengan reabilitas tinggi.
• Hasil asesmen alternative di berikan dengan bukti kinerja.
B. Konsep Dasar Asesmen Alternatif
Dalam pendidikan dikenal dua pengertian tentang penilaian yaitu penilaian dalam arti evaluasi. Penilaian dalam arti asesmen merupakan kegiatan untuk memperoleh infomasi tentang pencapaian dan kemajuan belajar siswa sedangkan penilaian dalam arti evaluasi merupakan kegiatan yang di rancang untuk mengukur keefektifan system pendidikan secara keseluruhan .
Menurut hanna asesmen merupakan kegiatan merupakan kegiatan untuk mengumpulkan informasi hasil belajar siswa yang di peroleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa