Struktur Kurikulum 2013 SD dan SMP
Kurikulum Terbaru Pendidikan Nasional telah di update menjadi kurikulum 2013 yang sebelumnya di luncurkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP). Sampai saat ini pelaksanaan Kurikulum 2013 belum sepenuhnya di laksanakan di seluruh satuan pendidikan Indonesia, hanya beberapa sekolah saja yang menjadi sample dalam uji coba kurikulum terbaru ini.
Untuk melihat perkembangan pelaksanaan kurikulum 2013 ini EPIK / sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum) ini
diluncurkan untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi kurikulum
yang meliputi: distribusi buku, pelaksanaan pelatihan dari Instruktur
Nasional, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, Guru Inti hingga Guru
Sasaran. EPIK menyediakan fitur-fitur yang diperlukan bagi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan untuk mengakses lebih jauh pelaksanaan pelatihan.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat
penting. Karena begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus
menopang pada apa yang ingin dicapai dalam kurikulum, maka bisa
dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.
Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji
publik ini menjadi penting. Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran
perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas item. Sementara
dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti
kita berikan masukan.
Di jenjang SMP usulan rancangan struktur kurikulum diperlihatkan pada
tabel 2. Bagaimana dengan jenjang SMA/SMK? Bisa diturunkan dari standar
kompetensi lulusan (SKL) yang sudah ditentukan, dan juga perlu
diberikan masukan.
Tiga Persiapan untuk Implementasi Kurikulum 2013
ADA pertanyaan yang muncul bernada khawatir, dalam uji publik
kurikulum 2013? Persiapan apa yang dilakukan Kemdikbud untuk kurikulum
2013? Apakah sedemikian mendesaknya, sehingga tahun pelajaran 2013
mendatang, kurikulum itu sudah harus diterapkan. Menjawab kekhawatiran
itu, sedikitnya ada tiga persiapan yang sudah masuk agenda Kementerian
untuk implementasi kurikulum 2013. Pertama, berkait dengan buku pegangan
dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami perbaikan,
sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai “macan
kertas”.
Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru
dan murid, yang tentu saja dua buku itu berbeda konten satu dengan
lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara
bertahap, maka pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika
implementasi dimulai untuk kelas satu, empat di jenjang SD dan kelas
tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang diikutkan
dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata
kelola di tingkat satuan pendidikan. Karena tata kelola dengan
kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal, administrasi buku
raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami
perubahan, maka buku raport pun harus berubah.
Intinya jangan sekali-kali persoalan implementasi kurikulum
dihadapkan pada stigma persoalan yang kemungkinan akan menjerat kita
untuk tidak mau melakukan perubahan. Padahal kita sepakat, perubahan itu
sesuatu yang niscaya harus dihadapi mana kala kita ingin terus maju dan
berkembang. Bukankah melalui perubahan kurikulum ini sesungguhnya kita
ingin membeli masa depan anak didik kita dengan harga sekarang.
|