Sinopsis FIlm Maulana Hasanudin Banten
Beberapa akhir ini di layar televisi di tampilkan beberapa film yang berbaur sejarah serta film dakwah yang telah di lakukan para walisongo. Salah satu Televisi Swasta Indosiar juga akan kembali menayangkan sebuah film sejarah perkembangan Kesultanan Banten. FIlm itu berjudul " Maulana Hasanudin Banten " Film Ini rencananya akan di tayangkan setiap hari senin - minggu pukul 19.00 WIB. Berikut Sinopsis Film Maulana Hasanudin Banten :
Dua darah menjadi satu, kodrati ilahi tak bisa dipungkuri ,berawal
dari sir' setitik rasa, itulah yang terjadi pada duainsani, Syarif
Hidayatullah (putra dari Rara Santang, cucu dari Prabu Siliwangi) dengan Ratu Mas Kaung Anten, putri dari seorang penguasa Banten (Shanghyang Sira).
Saat pertemuanya pertama kali di hutan larangan (gunung karang) yang
dipenuhi para siluman dimana pada saat itu Syarif Hidayatullah sedang
melaksanakan shalat hajat, tanpa disengaja Kaung Anten yang sedang
melintas dengan abdi dalem-nya melihat dari arah belakang dan saat itu pula
Syarif Hidyatullah mengakhiri shalatnya.Mata ketemu mata,terbesit dalam
hati lalu menjadi rasa yang tertanam didalam jiwa, itulah sir setitik
rasa yang datang dari yang maha kuasa,
Pertemuan ini berbuntut panjang, namun Ratu Mas Kaung Anten menyimpan
pertemuan tersebut. Di sisi lain, melihat putrinya yang sudah
berkembang dewasa Prabu Sanghyang Sira berniat mencarikan jodoh untuknya
dengan cara mengadakan sayembara. Walau awalnya menolak namun apa daya titah sang ayah tak bisa dibantah Ratu Mas Kaung Anten.
Prabu Pucuk Umun, kakak dari Ratu Mas Kaung Anten pun segera
mengumumkan sayembara tersebut, tak sedikit jawara yang berdatangan
bahkan ada yang dari luar
Jawa. Namun kedatangan mereka itu sia sia, karena hanya mengantarkan
nyawa saja. Ratu Mas Kaung Anten tak sedikit pun memberi ampun pada
jawara yang sudah berhadapan dengannya. Memang bagaimana mungkin seorang
Ratu Mas Kaung Anten dapat dikalahkan karena dibantu oleh lebih dari
seribu jin yang tunduk dibawah perintahnya.
Di kemudian hari Kaung Anten dilanda sakit yang berkepanjangan, tak
seorang pun dapat menyembuhkan penyakitnya, keresahan pun menimpa
Sanghyang Sira gerangan apa yang terjadi pada putrinya. Di tengah
kegelisahannya, Subang Karanjang seorang nenek sakti yang berumur panjang yang juga pengasuh Kaung Anten mencoba untuk mengobatinya.
Ternyata Subang Karanjang berhasil menemukan penyebab sakitnya Kaung
Anten. Lantaran sang putri berbisik kepadanya dengan perkataan "tampan
dan bercahaya." Subang Karanjang langsung menangkap maksudnya sehingga
memberitahukan Sanghyang Sira bahwa putrinya sedang dilanda lara. Segera
Sanghyang Sira memerintahkan Subang Karanjang agar
mencari dan membawa yang dimaksudkan Kaung Anten itu. Begitu Syarif
Hidayatullah dibawa menghadap Kaung Anten, ajaib sang putri pun sembuh.
Syarif Hidayatullah bersedia menikahi Kaung Anten atas
permintaan Sanghyang Sira asalkan sang putri bersedia diislamkannya.
Akhirnya mereka pun menikah dan akhirnya Ratu Mas Kaung Anten mengandung
anak mereka. Tetapi Syarif Hidayatullah terkejut ketika istrinya malah
mengidam aneh-aneh, yaitu ingin makan daging manusia. Untuk
menyelamatkan agama dan anak istrinya, maka Syarif Hidayatullah pun
bersiasat pulang ke Cirebon.
Upayanya berhasil karena kerinduan terhadap suaminya itu membuat Ratu
Mas Kaung Anten mendekatkan diri kepada Khalik-nya. Namun cobaan itu
masih belum usai. Ketika Syarif Hidayatullah masih berada di Cirebon,
berkat wiridnya akhirnya ia mengetahui bahwa istrinya didatangi banyak
jin yang berusaha menggodanya untuk makan janinnya sendiri. Rupanya para
jin kafir khawatir bayi anak Syarif Hidayatullah dan Kaung Anten akan
menjadi penguasa Banten dan penerus tahta kerajaan Pajajaran.
Maka Syarif Hidayatullah pun kembali ke Banten untuk memboyong Kaung
Anten. Namun Prabu Pucuk Umun sebagai kakak Kaung Anten merasa terhina
karena Syarif Hidayatullah meninggalkan adiknya sebelumnya. Tidak hanya
itu, iapun menganggap Syarif Hidayatullah telah semena-mena karena
menghujat adiknya namun juga agama nenek moyangnya.
Terjadilah pertempuran antara kerajaan Cirebon dan Banten yang
menumpahkan darah. Prabu Siliwangi berusaha mencegah perang itu dengan
mengirim anaknya, Kian Santang yang juga paman Syarif Hidayatullah untuk
menengahi perselisihan cucu Prabu Siliwangi itu dengan Pucuk Umun yang
juga punya kaitan darah dengan Prabu Siliwangi. Perang pun terhenti
berkat upaya Prabu Siliwangi itu. Akhirnya putra Syarif Hidayatullah dan
Kaung Anten lahir dengan nama Pangeran Sabakingking yang kelak dikenal
dengan Sultan Maulana Hasanudin sang pendiri Kesultanan Banten.
Bagaimana kisah perjalanan hidup Pangeran Sabakingking hingga kelak
menjadi pendiri Kesultanan Banten pada abad ke-16 yang tidak hanya umaro
namun juga ulama itu? Saksikan sinetron Maulana Hasanudin Banten hanya di Indosiar setiap Senin - Minggu pukul 19.00 WIB.
Sumber : www.indosiar.com